Jakarta - 3 Staf Air Traffic Control (ATC) yang bertugas saat terjadinya kecelakaan Batik Air vs TransNusa hari Senin (4/4) masih shock. Mereka tak diizinkan bertugas selama 3 pekan.
"Untuk tahap satu, tak diizinkan bertugas selama tiga minggu. Sampai dengan hari ini, orangnya masih gemetaran nggak karuan. Kondisi psikologisnya takut, kaget, campur aduk segala macam sehingga harus diredam dulu psikologisnya," jelas Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono Rabu (6/4/2016).
AirNav Indonesia atau Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) adalah badan usaha yang menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia.
Meski demikian, imbuh Wisnu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah meminta keterangan petugas ATC secara perlahan-lahan. Petugas ATC di Bandara Halim yang dimintai keterangan KNKT ada 3, yakni controller, asisten controller dan supervisor.
"Sudah ditanya pelan-pelan, ditanya apa, gimana situasinya, kalau belum memungkinkan diturunkan lagi (intensitas untuk meminta keterangan)," imbuh dia.
Untuk memulihkan kondisi psikologis, AirNav juga mempertimbangkan untuk memberikan pendampingan psikolog pada 3 petugas ATC itu. Namun, hal tersebut tergantung hasil rekomendasi pemeriksaan dokter yang memeriksa 3 petugas ATC itu.
Setelah psikologisnya pulih dan masa tak diizinkan bertugas 3 pekan telah habis, tidak serta merta 3 petugas ATC itu boleh bertugas.
"Kami menunggu rekomendasi hasil final KNKT-nya keluar. Tapi kami pastikan mereka juga melalui ujian kompetensi lagi, dengan kekagetannya kalau dia terus kompetensinya masih bertahan baik kan belum dipastikan juga," jelas Wisnu.
Wisnu mengimbau masyarakat tak mengeluarkan spekulasi terkait penyebab tabrakan Batik Air dan TransNusa.
"Hindari spekulasi apa pun, sedang dicari contributing factor-nya apa saja, yang pasti tidak single factor, menunggu hasil dari KNKT," tandas dia.
"Untuk tahap satu, tak diizinkan bertugas selama tiga minggu. Sampai dengan hari ini, orangnya masih gemetaran nggak karuan. Kondisi psikologisnya takut, kaget, campur aduk segala macam sehingga harus diredam dulu psikologisnya," jelas Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono Rabu (6/4/2016).
AirNav Indonesia atau Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) adalah badan usaha yang menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia.
Meski demikian, imbuh Wisnu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah meminta keterangan petugas ATC secara perlahan-lahan. Petugas ATC di Bandara Halim yang dimintai keterangan KNKT ada 3, yakni controller, asisten controller dan supervisor.
"Sudah ditanya pelan-pelan, ditanya apa, gimana situasinya, kalau belum memungkinkan diturunkan lagi (intensitas untuk meminta keterangan)," imbuh dia.
Untuk memulihkan kondisi psikologis, AirNav juga mempertimbangkan untuk memberikan pendampingan psikolog pada 3 petugas ATC itu. Namun, hal tersebut tergantung hasil rekomendasi pemeriksaan dokter yang memeriksa 3 petugas ATC itu.
Setelah psikologisnya pulih dan masa tak diizinkan bertugas 3 pekan telah habis, tidak serta merta 3 petugas ATC itu boleh bertugas.
"Kami menunggu rekomendasi hasil final KNKT-nya keluar. Tapi kami pastikan mereka juga melalui ujian kompetensi lagi, dengan kekagetannya kalau dia terus kompetensinya masih bertahan baik kan belum dipastikan juga," jelas Wisnu.
Wisnu mengimbau masyarakat tak mengeluarkan spekulasi terkait penyebab tabrakan Batik Air dan TransNusa.
"Hindari spekulasi apa pun, sedang dicari contributing factor-nya apa saja, yang pasti tidak single factor, menunggu hasil dari KNKT," tandas dia.
No comments:
Post a Comment