Monday, April 18, 2016
Ketika Perang Air Thailand (Songkran Festival) Menjadi Bencana
Bangkok - Songkran, salah satu festival perayaan Tahun Baru Thailand yang mendunia. Sayangnya, festival yang terkenal dengan perang air ini justru kerap menelan banyak korban.
Songkran merupakan salah satu perayaan Tahun Baru Thailand. Saat itulah, masyarakat Thailand akan pulang ke kampung halaman dan pesta digelar. Salah satunya dengan menyelenggarakan perang air di jalanan di tiap kota di Thailand.
Songkran menandai akhir dari musim kemarau dan awal musi hujan tahunan di bulan kelima tahun lunar Thailand. Bagi warga Thailand, April adalah bulan terpanas. Maka tiap tahun, Songkran biasanya jatuh pada tanggal 13-15 April, tetapi perang airnya sendiri bisa berlangsung selama 1minggu.
Songkran pun menjadi festival dan event wisata di Thailand. Tercatat hampir setengah juta turis datang ke Negeri Gajah Putih tersebut untuk ikut perang air dan basah-basahan. Hotel, cafe dan tiap pemerintah kota memang mengemasnya untuk jadi atraksi yang menarik.
Keseruan menjadi bumerang. seperti yang di lansir dari AFP, Senin (18/04/16) ratusan orang tewas di Thailand akibat setelah mengikuti Songkran tiap tahunnya. Songkran layaknya menjadi satu musibah.
Informasi yang kami dapatkan dari media-media di Thailand seperti Bangkok Post dan The Nation serta media Internasional seperti News Australia, faktanya lebih mencengangkan. Di tahun 2016 tecatat 397 orang tewas dan 3.271 orang luka-luka dan 110.909 orang di tangkap selama 6Hari perayaan Songkran.
Tahun 2016 tecatat sebagai tahun terparah, melonjak 30% dari korban jiwa yang meninggal dunia. Pertanyaaanya. mengapa bisa ada korban sebanyak itu?
Kecelakaan mobil ialah penyebab kematian tertinggi. Kecelakaanya mobil yang bermula dari pesta minuman alkohol, sehingga pengemudinya oleng dan mobil tertabrak. Sehingga membuat penumpang dan pengendaranya meninggal dunia.
Penyebab kedua ialah pencurian, pemerasan dan kekerasan yang membuat luka-luka. Ini pula yang menimpa turis saat ikut dalam perayaan Songkran. Bahkan celakanya lagi, pengedar narkoba juga berkeliaran saat festivalnya berlangsung. Tak ayal, kepolisian Thailand menangkap 20.172 para tersangka terkait hal-hal tersebut.
Selanjutnya, perkelahian di jalanan. Bermula dari cek-cok yang seharusnya bisa dihindari. Suasana tambah panas, ketika banyak wanita dan transgender yang ikut perang air dan jadi "rebutan" para pria.
Seharusnya, bukanlah penyelenggaraan Festival Songkran yang di salahkan. Justru oknum yang tidak bertanggung jawab dan lepas kendali yang membahayakan orang lain di sekitarnya dan mencoreng festival tahunan di Thailand itu.
Pemerintah Thailand lantas turun tangan. Demi menekan musibah dan membuat pegelaran Songkran di Tahun 2017 mendatang lebih kondusif, beberapa kebijakan sudah di ambil. Yang paling utama adalah peningkatan keamanan di titik perayaan Songkran teramai, Seperti Bangkok dan Chiang Mai.
Pemerintah Thailand memperketat peredaran minuman alkohol selama perayaan Songkran. Setidaknya, sudah 96 daerah yang setuju kalau tidak mengedarkan minuman alkohol selama Songkran berlangsung. Lalu, khusus bagi para pengemudi mobil yang ugal-ugalan dan di bawah pengaruh alkohol, selain tilang kini ditambah hukuman sosial berupa, menjaga kamar mayat!
"Diharapkan ini akan menyadarkan mereka, tentang apa yang terjadi setelah mengemudi mobil sambil mabuk. Ini sudah disetujui pemerintah." ujar salah seorang pejabat hukum di Thailand Nontajit Netpukkana kepada AFP.
Soal pakaian seksi. Pemerintah Thailand lewat kepolisian akan menindak tegas para wanita dan transgender di Thailand yang memakai pakaian terlalu seksi dan provokatif saat perang air. Selain untuk keamanan, itu juga bertujuan menghindari tindak pencabulan.
"Saya telah mengatakan kepada para pejabat, polisi dan tentara, tidak ada wanita atau transgender berpakaian provokatif atau menari di punggung. Jika mereka melakukannya, akan di tangkap!" tegas Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha seperti dilansir News Australia.
Labels:
berita popular,
berita terbaru,
Unik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment