Tuesday, April 19, 2016

Perancis Akhirnya Memahami Rencana Eksekusi Mati Terhadap Warganya di RI


DPR Indonesia mendapat kunjungan persahabatan dari kelompok Persahabatan Prancis-Indonesia  Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP). Dalam pertemuan tersebut, turut pula dibahas soal eksekusi mati gembong narkoba yang salah satunya merupakan WN Prancis, Serge Atlaoui.

Pertemuan dipimpin oleh anggota BKSAP Effendi Simbolon di lantai 2 Gedung Nusantara, Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (19/04/16). Ada pun dari parlemen Prancis yang datang ke DPR adalah Ketua Kelompok Persahabatan Prancis-Indonesia, Jacques Gautier, Senator Catherine Procaccia, Jean-Jacques Lozach dan Jean-Leonce Dupont. Selain itu juga Sekretaris Eksekutif Kelompok Persahabatan Gulaume Gabison.

Ada Sejumlah isu yang di bahas dalam kunjungan persahabatan. Mulai dari bidang sosial, ekonomi, dan juga pertahanan. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah soal bagaimana kelompok dari senat Prancis ini berusaha menghapuskan wacana pajak impor minyak kelapa sawit di terapkan pemerintah Prancis bagi eksportir dari Indonesia. Wacana tersebut sedang di bahas di Parlemen Prancis.

"Kami mengerti dengan baik soal rencana pajak tersebut. Saya dan kolega saya di sini sedang mencoba menghapus rencana itu. Agar yang sudah di bahas di DPR kembali ke senat." ujar Jacques Gautier.

"Pajak itu menurut kami tidak fair. Kami akan berusaha nanti begitu pulang ke Prancis demi kepentingan kedua negara." sambung Gautier.

Atas hal itu, Effendi Simbolon Mengapresiasi apa yang dilakukan oleh kelompok persahabatan Prancis-Indonesia itu. Menurutnya, rencana pajak bagi masuknya kelapa sawit di Indonesia akan sangat merugikan.

"Kolega dari Prancis berjuang sekuat tenaga mencoba membatalkan. Kami mendengar langsung bahwa di waktu yang tidak lama resolusi itu akan batal. Semoga batal karena akan sangat menguntungkan ekonomi kita khususnya di bidan kelapa sawit. Bukan cuma di Prancis saja, tetapi di Uni Eropa." beber Effendi.

Jika penerapan pajak itu jadi terealisasi, menurutnya hal tersebut dapat mengacam devisa negara. Sebab disebut Effendi, dari duni ekspor kelapa sawit di Indonesia menyerap puluhan juta pekerja.

Selain soal ekonomi, hal menarik yang di bahas dalam pertemuan persahabatan itu adalah mengenai rencana eksekusi mati bagi gembong narkoba yang akan dilakukan oleh Indonesia. Salah satu yang akan di eksekusi mati gelombang III oleh Kejaksaan Agung, satu diantaranya adalah Warga Negara Prancis, Serge Areski Atlaoui.

"Kita juga sampaikan agar soal pengenaan eksekusi mati WN Prancis yang gembong narkoba. Mereka memahami dan menghormati hukum positif di Indonesia." Jelas Effendi

Pembahasan yang lain ialah mengenai hubungan pertahanan antara kedua negara yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Apalagi menurut Effendi, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo baru saja berkunjung ke Prancis.

"Soal revisi UU Terorisme, mereka sangat mendukung karena kita sama-sama pernah mengalami aksi teror. Sama-sama punya visi yang sama." tutup politisi PDIP itu

Rencana eksekusi mati terhadap Serge awal tahun lalu membuat Prancis melakukan protes keras. Kala itu, Presiden Perancis Francois Hollande mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan Indonesia jika Serge jadi dieksekusi mati. Entah kebetulan atau tidak, eksekusi mati Serge di tunda hingga hari ini.

Lalu siapakah Serge? Serge merupakan anggota komplotan 'Tanggerang Nine'. Kelompok ini membangun pabrik narkoba di Tanggerang, Banten yang menjadi pabrik terbesar ketiga di dunia dan terungkap pada 2004-2005.
Dari pabrik ini didapati 18orang pegawai dan sembilan diantaranya dijatuhi hukuman mati, yaitu:

1. WNI Benny Sudrajat alias Tandi Winardi
2. WNI Iming Santoso alias Budhi Cipto
3. WN China Chen Hong Xin
4. WN China Gan Chun Yi
5. WN China Zhang Man Quan
6. WN China Jian Yu Xin
7. WN China Zhu Xu Xiong
8. WN Belanda Nicolaas Garnick Josephus Gerardus alias Dick
9. WN Prancis Serge Areski Atlaoui

Benny yang juga ketua 'Tanggerang Nine' tidak kapok mesti di hukum mati. Ia di LP Pasir Putih, Nusakambangan, kembali asyik mengendalikan pembangunan pabrik narkoba di Pamulang, Cianjur dan Tamansari. Ia memanfaatkan dua anaknya yang masih bebas. Benny lalu diadili lagi Oleh pengadilan dan karena sudah di hukum mati maka dia divonis nihil. Adapun Serge lolos dari peluru tim eksekutor 2015 karena mengajukan upaya hukum.

Sampai Hari ini, Jaksa Agung HM Praseyo masih merahasiakan nama yang akan di eksekusi mati dan waktunya kapan.

"Nanti berita yang paling pasti dari saya." Ucap Prasetyo

No comments:

Post a Comment