Seorang staf Kedutaan Besar Belgia di Ankara, Turki, lalai dalam menindaklanjuti informasi yang diberikan oleh otoritas Turki mengenai Ibrahim El Bakraoui.
Hal itu disampaikan Menteri Urusan Keamanan dan Dalam Negeri Jan Jambon dalam debat di parlemen Belgia di Brussel, dipantau detikcom melalui televisi 'Een', Jumat (25 Maret 2016) waktu setempat.
Debat parlementer digelar menyusul serangan di Bandara Internasional Zaventem dan Stasiun Metro, Brussel, Selasa, yang menewaskan sekurangnya 31 orang dan 270 lainnya cedera.
"Dengan informasi itu sangat terlambat diambil tindakan dan terlalu minim," ujar Jambon.
Parlemen Belgia melalui sidang tersebut meminta pertanggung jawaban pemerintah mengenai informasi mana dan kapan sebenarnya diketahui.
Menurut Jambon, staf Kedubes Belgia di Ankara, Turki, telah melakukan blunder dengan tidak meneruskan informasi (dari otoritas Turki) tersebut lebih cepat.
"Dia kurang proaktif dan baru beberapa hari kemudian meminta informasi lebih lanjut," imbuh Jambon.
Jambon menegaskan bahwa pemerintah akan memulai langkah-langkah penindakan terhadap staf yang bersangkutan.
Sebagaimana diberitakan, Ibrahim El Bakraoui telah ditangkap oleh otoritas keamanan Turki di perbatasan negara itu dengan Syria pada musim panas 2015 dan selanjutnya dideportasi, atas permintaan El Bakraoui sendiri, ke Belanda.
Ibrahim El Bakraoui meledakkan diri bersama Najim Laachraoui di anjungan keberangkatan Bandara Internasional Zaventem, sedangkan adiknya melakukannya di Stasiun Metro Maalbeek. Kedua obyek vital itu ada di Brussel, ibukota Belgia dan Uni Eropa.
Hal itu disampaikan Menteri Urusan Keamanan dan Dalam Negeri Jan Jambon dalam debat di parlemen Belgia di Brussel, dipantau detikcom melalui televisi 'Een', Jumat (25 Maret 2016) waktu setempat.
Debat parlementer digelar menyusul serangan di Bandara Internasional Zaventem dan Stasiun Metro, Brussel, Selasa, yang menewaskan sekurangnya 31 orang dan 270 lainnya cedera.
"Dengan informasi itu sangat terlambat diambil tindakan dan terlalu minim," ujar Jambon.
Parlemen Belgia melalui sidang tersebut meminta pertanggung jawaban pemerintah mengenai informasi mana dan kapan sebenarnya diketahui.
Menurut Jambon, staf Kedubes Belgia di Ankara, Turki, telah melakukan blunder dengan tidak meneruskan informasi (dari otoritas Turki) tersebut lebih cepat.
"Dia kurang proaktif dan baru beberapa hari kemudian meminta informasi lebih lanjut," imbuh Jambon.
Jambon menegaskan bahwa pemerintah akan memulai langkah-langkah penindakan terhadap staf yang bersangkutan.
Sebagaimana diberitakan, Ibrahim El Bakraoui telah ditangkap oleh otoritas keamanan Turki di perbatasan negara itu dengan Syria pada musim panas 2015 dan selanjutnya dideportasi, atas permintaan El Bakraoui sendiri, ke Belanda.
Ibrahim El Bakraoui meledakkan diri bersama Najim Laachraoui di anjungan keberangkatan Bandara Internasional Zaventem, sedangkan adiknya melakukannya di Stasiun Metro Maalbeek. Kedua obyek vital itu ada di Brussel, ibukota Belgia dan Uni Eropa.
No comments:
Post a Comment